Bahas Pilkada 2024, Komisi I DPR dan BSSN Rapat Tertutup

JAKARTA – Rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) saat memasuki pembahasan Pilkada Serentak 2024 pada Kamis (7/11/2024), beralih menjadi rapat tertutup.
Sebelumnya Ketua BSSN Hinsa Siburian menyampaikan target kerja 100 hari lembaganya selama lebih dari setengah jam.
“Bapak/Ibu yang saya hormati, demikian yang bisa kami sampaikan, selanjutnya nanti kita akan masuk ke masalah pilkada, jadi sesuai dengan rencana Bapak pimpinan tadi, paparan kami sampai di sini,” ujar Hinsa menutup pemaparannya.
Wakil Ketua komisi I DPR RI Ahmad Heryawan menegaskan bahwa rapat diselenggarakan secara tertutup dan meminta pihak yang tidak berkepentingan untuk meninggalkan ruang siding komisi.
“Kita mulai dengan pemaparan tertutup ya. Dimohon kepada teman-teman yang tidak diperkenankan hadir di sini untuk meninggalkan ruang sidang komisi,” lanjut Ahmad Heryawan.
Sebelumnya usulan untuk menggelar rapat kerja Komisi I dengan BSSN secara tertutup disampaikan oleh anggota fraksi Partai Golkar Nurul Arifin sebelum Hinsa memulai paparannya.
Jika rapat kerja tersebut dilakukan secara terbuka, Nurul mengatakan kekhawatirannya mengenai potensi “serangan siber bersifat teknis”.
“Bukankah ini mempermudah untuk orang-orang yang ingin menggunakan, memasuki celah-celah yang Bapak buka pada hari ini?” tanya Nurul.
“Untuk yang lain-lain ya silakan terbuka, tapi saya mempertanyakan, yang pillkada ini Bapak sungguh-sungguh mau terbuka?” lanjut dia.
Nurul menjeleskan bahwa dirinya tidak keberatan apabila pemaparan mengenai program 100 hari BSSN dilakukan secara terbuka, karena dewan perlu mengetahui program-program kerja BSSN.
“Tapi untuk kerahasiaan, itu yang tentang Pilkada, itu sangat krusial. Saya mempertanyakan juga, is it true Bapak mau terbuka? Kan BSSN, Badan Siber Sandi Negara. Harusnya ya tertutup, Pak,” ujarnya.
Menanggapi usulan tersebut, Hinsa menyetujui dan Ahmad Heryawan sebagai pimpinan rapat mengambil keputusan yang sama.
“Pas kita masuk ke persiapan Pilkada, karena banyak hal-hal yang sensitif, kemudian tidak pas untuk jadi pengantar publik, jadi justru kita hadirkan untuk keamanan kita bersama-sama, kita tertutup gitu ya,” kata politikus dari PKS tersebut.





